Tuesday, December 30, 2014

Ria Pasaribu - Ketekunan menghasilkan kematangan



From: Ria Pasaribu <rejoice.seribu@gmail.com>
Date: 19 Oktober 2014 04.42.02 GMT+2
To: joy p1000 <rejoice.seribu@gmail.com>
Subject: Ketekunan menghasilkan kematangan

Ketekunan membawa kematangan (yak 1:4).

Surat ini dituliskan Yakobus kepada 12 suku, org2 dalam perantauan (diaspora), menyebar oleh karena penderitaan, dan mereka tinggal di tengah2 banyak orang yang tidak menyembah Tuhan.

Yakobus memberikan surat pastoral/pembinaan untuk mereka agar boleh bertahan dalam iman percaya. Dpl, hidup beriman itu tidak mudah, tidak spt yang diajarkan teologia sukses.
Oleh karena itu, Yakobus mengajarkan untuk orang beriman memiliki kacamata/ perspektive yang benar dalam menghadapi kehidupan ini. Dpl, tidak melihat kehidupan hanya dari kacamata sukses/berhasil dalam konteks dunia, yaitu study, bekerja, dapat posisi, lalu menjadi terkenal, banyak uang, dls. Apa bedanya kehidupan kita dengan yang tidak beriman?

1. Kehidupan beriman tidak semata diukur dengan kesuksesan duniawi. Melainkan hidup dalam pimpinan Tuhan (kehidupan Yusuf). Kej 39 ayat yang terkenal dan diulang-ulang (2,3,5,21) yusuf disertai Tuhan.

2. Kehidupan beriman siap menghadapi segala situasi. Yakobus mengajarkan bahwa orang beriman harus melihat kehidupan secara terintegrasi, ada masa baik dan ada masa kurang baik, itu realita. Banyak orang senang bermimpi dan memikirkan hal-hal yang selalu baik tanpa ada masalah. Namun realita tidak demikian, apalagi kehidupan beriman ditengah dunia penuh pencobaan dan masalah. Kita pikir, bahwa menjadi beriman lepas dari semua kesulita, nyatanya mungkin kita dapat merasakan bahwa mengikut Tuhan justru banyak tantangan.
Yakobus mengajarkan kita melihat hal ini di ayat 2, dia berkata:"berbahagialah...." Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
Joy even in difficult times, why?

Ayat 3, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Ujian adalah alat Tuhan menenun ketekunan (perseverance) dalam diri kita, lihat para atlit, pengusaha, dls. Perhatikan kehidupan Yusuf yang dalam mimpinya suatu hari akan menjadi raja. Namun kehidupan yang ia lewati banyak kali berjalan mundur dan pahit.
Hanya ada 1 hal yang selalu dialami Yusuf, bahwa Allah tidak pernah meninggalkan dia dimanapun, pencobaan apapun dia alami.
Disini kita melihat kenjadi orang beriman, pembentukan karakter dibangun untuk makin menjadi serupa Kristus.

Ketekunan menghasilkan kematangan, ini ilustrasi sederhana yang semua kita mengerti, bahwa buah tidak ada yang tiba2 matang, melainkan membutuhkan proses. Dan dalam proses banyak perubahan terjadi, pohon harus ditanam dengan benar, disirami, diberi pupuk, dls. Begitupula kehidupan iman perlu dipelihara dan dibangun. Hidup bersama dengan Tuhan, belajar FT, berdoa, bersaksi, melayani. Jadi jika sedang menghadapi pergumulan bukan menyendiri dan mengasihani diri, seakan-akan kita manusia paling menderita di dunia; melainkan Yakobus mengajarkan untuk melihat hal itu sebagai suatu pelatihan karakter, maka bersukacita karena kita sedang dibentuk Tuhan untuk sesuatu yang baik bagi masa depan. Itulah yang dilihat Yusuf, maka ia makin bertekun dimana saja dan apa saja yang dia alami dalam hidupnya. Dia paham bahwa Yeremia 29:11 berlaku untuk hidupnya.

Yakobus mengajarkan bahwa, Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun (4).
Menjadi sempurna, lengkap, matang, ready dipakai Tuhan (roma 8:28-30). Lihatlah kenyataannya dalam hidup Yusuf, dari hidup yang sulit dan makin turun sampai jadi narapidana, tapi dalam Tuhan dia dibentuk secara mental, iman, otot, dan skill kemampuan melayani dan menangani management dari mulai rumah potifar, penjara, akhirnya menjadi mentri ekonomi ker Mesir.

Apa kesimpulan hidupnya? Kejadian 50:19-20
Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

1. Mata yusuf adalah mata orang beriman, menyadari bahwa Allah mengontrol segala situasi, termasuk anak2-Nya.
2. Tidak ada sesuatu yang kebetulan dalam hidup, ia melihat bahwa itu bisa dipakai Allah untuk hal2 yang baik, membentuk, memproses menjadi seperti yang Allah mau.
3. Yusuf melihat hidupnya bukan hanya untuk kesuksesan diri semata, melainkan melihat dirinya ada dalam tangan Allah dipakai untuk menjalankan misi Allah bagi kemuliaan-Nya. Maka ia bersedia dibentuk walaupun berat, didewasakan agar siap dipakai.
4. Yusuf mengalami kematangan dan kemantapannya, dpl. Kesuksesan di dalam Tuhan. Ia diangkat menjadi orang no 2 setelah Raja, ia menjadi mentri perekonomian saat itu, apalagi saat kelaparan menimpa, justru dia dimampukan mengelola pangan di ker. mesir, dan hal yang indah, bahwa Tuhan memakai dia untuk memelihara kehidupan umat Allah, Israel.

Perenungan,
1. Bagaimana engkau melihat kehidupanmu, kacamata apa yang engkau pakai?
2. Allah mengasihimu, maukah berjalan dipimpin oleh-Nya?
3. Bertekunlah dalam menghadapi segala situasi, peka dan rendah hati diajar, dididik dalam tangan Tuhan. Biarkan diri diperlengkapi, agar dapat dipakai Tuhan membangun sesama dan membangun umat Allah. Itulah pekerjaan bagi Kerajaan Allah, segala kemuliaan bagi Allah.