Sunday, November 1, 2009

Buta Jasmani namun Celik Rohani

Pendalaman Alkitab Perki Bremen 31 Oktober 2009
oleh Wahju Agung diwakili Sannyo


Tema: Markus 10:52 "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
Bacaan renungan: Markus 10:46-52 "Penyembuhan Bartimeus"


"Buta Jasmani namun Celik Rohani"


Kisah dalam bacaan tersebut menceritakan seorang buta yang bernama Bartimeus, yang karena imannya akan Yesus, disembuhkan oleh Yesus dan akhirnya dapat melihat kembali. (Markus 10:52 "Pergilah imanmu telah menyelamatkan engkau!")

Markus mencatat peristiwa ini tidak lama setelah Yesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang harus ditanggung-Nya dan juga para murid. Juga tidak lama setelah terjadi dialog para murid tentang 'pesanan tempat' istimewa di Surga nantinya. Berdasarkan urutan kejadian tersebut, Markus tentu memiliki maksud khusus melaporkan peristiwa pertemuan Bartimeus dengan Yesus. Catatan ini memaparkan suatu fakta yang menarik tentang panggilan hidup orang Kristen yang sebenarnya di hadapan Allah.
  1. Ayat 46: Deskripsikan keadaan Bartimeus dari keterangan Markus!
  2. Ayat 47: Bagaimana Bartimeus dapat mengetahui keberadaan Yesus di situ sementara ia adalah seorang buta? Apa yang dilakukan Bartimeus saat mengetahui keberadaan Yesus tidak jauh darinya?
  3. Ayat 48: Apakah orang-orang di situ bisa melihat keadaan Bartimeus? Apakah mereka mendengarkan teriakan Bartimeus? Mengapa mereka menegurnya?
  4. Ayat 49-51: Bagaimana Yesus memperlakukan Bartimeus? Samakah dengan yang dilakukan orang banyak itu?
  5. Ayat 52: Apa yang Yesus temukan dalam diri Bartimeus sehingga ia sembuh?
  6. Perbedaan apakah yang Anda temukan dan bisa Anda pelajari antara Bartimeus dan orang banyak yang mengikuti Yesus pada waktu itu?


Renungan

Pengenalan yang tepat akan Yesus akan membuat kita menghasilkan tindakan yang tepat.

Bartimeus secara fisik buta tetapi secara iman dia tidak buta. Dia tidak dapat melihat dunia tetapi dia melihat Yesus dalam hatinya dan memercayakan imannya kepada Yesus.

Bartimeus yang buta, yang tidak melihat, namun mengarahkan telinganya, peka akan kehadiran Yesus dan mengenal-Nya sangat baik sehingga ia yakin Yesus mampu menyembuhkannya. Sebaliknya, orang banyak itu bisa melihat namun mereka menutup matanya untuk melihat Bartimeus. Mereka bisa mendengar tetapi menutup telinga atas teriakan Bartimeus. Mungkin dengan alasan agar Yesus tidak terusik atau mereka yang tak terganggu. Apapun alasannya mereka menegur Bartimeus. Yesus sudah menunjukkan bagaimana seharusnya para pengikutnya bersikap.

Kisah ini menyadarkan kita bahwa kita yang dianugerahi mata yang dapat melihat, seringkali tetap buta. Bukan mata kita yang buta melainkan hati kita yang buta. Kadang keindahan yang kita lihat dari mata telah membutakan hati kita. Kadang kita hanya memandang seseorang hanya dari penampilan fisik, prestasi, dan kekayaannya. Kadang kita memeras dan merugikan manusia bahkan seringkali menganggap rendah orang lain. Hati kita buta akan kasih Yesus sehingga kita memercayakan semuanya kepada penglihatan duniawi tapi tak melihat kasih Yesus.

Akan sungguh indah apabila kita dapat melihat kehidupan tidak hanya dari mata tetapi juga dari hati, dari iman kan Yesus, yaitu kasih.


Bahan sharing:
Apakah hati kita benar telah melihat kasih Yesus ataukah masih buta?
Inginkah kita menjadi seorang Bartimeus?


***

diedit sedikit oleh iscab
supaya sesuai EYD

No comments:

Post a Comment