Sunday, November 1, 2009

Penguasaan diri seorang murid

oleh Yadi Rayendra


Pembacaan Alkitab:
  • 2 Timotius 4:1-5
  • 2 Petrus 1:3-11

Waktu Rasul Paulus menyatakan pembelaannya di depan Agripa maka berkatalah "Festus dengan suara keras, 'Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila'" (Kis 26:24). Festus menganggap Paulus gila karena Paulus percaya pada kebangkitan daging yang merupakan suatu gagasan yang sama sekali tidak masuk akal bagi orang terpelajar pada kerajaan Romawi.

Jelaslah juga bahwa mereka yang melawan Paulus di gereja Korintus dan yang dikenal sebagi "rasul-rasul yang luar biasa" (2 Kor 12:11) suka mengejek Paulus dengan menyatakan bahwa dia 'kurang waras'. Ejekan ini melatarbelakangi 2 Kor 5:13 "Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu". Terjemahan LAI ini dapat dibandingkan dengan Terjemahan Lama yang lebih mencerminakan secara hurufiah apa yang ditulis dalam naskah asli -- "Karena djikalau kami hilang akal, maka kepada Allahlah; atau djikalau kami berakal yang njaman, bagi kamulah".

Yang melawan Paulus di Korintus menganggap bahwa dia kurang waras karena kurang atau tidak menguasai diri. Paulus rela dianggap tidak waras demi pelayanannya untuk menyenangkan hati Tuhan. Di lain pihak Paulus menekankan bahwa dia memang waras karena dia tetap berjuang sedapat mungkin untuk pertumbuhan rohani orang-orang Korintus yang dikasihinya. Dia tetap mau memuridkan mereka.

Rahasia Paulus dinyatakan pada 2 Kor 5:14 "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati". Yang dimakusdkan oleh Paulus ialah seluruh keberadaannya (pikiran, sikap, perbuatan, tingkah laku) didorong dan digerakkan oleh kasih Kristus.

Pada 2 Tim 4:5 dalam rangka memberi beberapa petunjuk kepada Timotius sebelum mereka berpisah satu sama lain untuk terakhir kalinya, dengan sengaja, Rasul Paulus menasihati Timotius supaya "kuasailah dirimu dalam segala hal". Tidak mungkin menjadi murid Tuhan Yesus atau hamba Tuhan yang berperanan jikalau kita tidak dapat menguasai diri. Kita juga perhatikan bahwa melalui nasihat ini kepada Timotius, Paulus menghimbau dia untuk sabar menghadapi penderitaan dan mengingatkan bahwa tugas pokok pelayanannya ialah memberitakan Injil. Timotius harus menguasai diri untuk menjadi hamba Tuhan yang mengajarkan murid Tuhan Yesus untuk memuridkan.

Demikian pula Rasul Petrus menyampaikan dorongan kepada kita supaya kita tetap "berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh" pada 2 Petrus 1:3-11. Sama seperti Rasul Paulus di atas, Petrus juga menekankan penguasaan diri pada ayat 6 - "dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan".

Untuk menguasai diri, kita harus mula-mula menjadi 'ciptaan baru' dalam Tuhan (2 Kor 5:17). Hal itu berarti bahwa hidup kita sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan. Hidup kita selanjutnya dipimpin oleh Tuhan karena justru Dialah yang di atas takhta hidup kita. Memang hidup kita dikuasai oleh kasih Kristus. Dengan kata lain hidup kita didorong dan digerakkan oleh Roh Kudus. Demikianlah rahasia menguasai diri.


Pertanyaan
  1. Mengapa sebagai murid Tuhan Yesus, kita bergumul terus menguasai diri dalam aspek-aspek hidup berikut ini:
  • membalas dendam (lihat Roma 12:9-21)?
  • marah terhadap sesamanya (lihat Efesus 4:26)?
  • mengucapkan kata.kata yang kasar ataupun kotor (lihat Yakobus 3:1-11)?
  • tindakan atau perbuatan yang bersifat keras?
  1. di atas
  2. Sebelum Rasul Paulus memberi nasihat kepada Timotius supaya "kuasailah dirimu dalam segala hal", mengapa dia dengan sengaja menekankan peranan firman Tuhan pada 2 Timotius 3:10-17?
  3. Apakah perbedaan antara pendekatan yang lain (misalnya bersemedi dll) untuk menguasai diri daripada nasihat dari Rasul Paulus dan Rasul Petrus mengenai menguasai diri?
  4. Dapatkah kita sebut contoh-contoh dari Tuhan Yesus pada minggu terakhir menjelang kematian-Nya ketika Dia menunjukkan dapat menguasai diri? Bagaimana cara Tuhan Yesus, bahkan di atas kayu salib pun, menunjukkan dapat menguasai diri?


***

dipercantik oleh Ignatius S. Condro A.B.
tetapi bagian penomorannya menjadi tidak cantik karena keterbatasan Blogspot.


No comments:

Post a Comment